Natalia Sari.
Saya sebagai masyarakat Indonesia, sebagai
bagian dari Indonesia, ingin sekali rasanya berkontribusi dengan industri
perfilman. Bagaimana bisa? Saya yang bukan siapa-siapa, bukan seorang aktor
atau sutradara hebat yang berada dibalik film itu bisa berkontribusi? Dengan
membeli tiket dan menonton film Indonesia di bioskop berarti kita sudah
memberikan dukungan kita dan berkontribusi nyata dalam penjualan film
Indonesia.
Sejak awal kehadirannya, film Indonesia mengalami berbagai pasang
surut. Persaingan dengan industri televisi dan sempat digunakan sebagai alat
propaganda politik, menyebabkan film Indonesia tak bisa menjadi tuan di
negerinya sendiri pada masa-masa tertentu. Semakin tahun, semakin mengikuti
zaman dan teknologi juga semakin berkembang pesat, tentunya membuat Indonesia
juga menciptakan karya-karya baru yang siap bersaing di industri film.
Perkembangan dunia perfilman yang pesat saat ini dimulai dari
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan film itu sendiri. Di Indonesia
khususnya, saat ini perfilman Indonesia juga sudah berkembang. Genre film
yang sangat berkembang adalah drama,horror dan thriller. Drama
merupakan salah satu genre film yang menuntut pemainnya untuk saling
bersinergi atau bekerja sama serta membutuhkan karakter yang kuat untuk
dimunculkan di dalam film tersebut. Tak hanya sekedar penuh dengan intrik,
percintaan, dan persahabatan yang selalu berpadu di dalam film
bergenre drama, tetapi juga harus dapat memberikan pesan moral yang ingin
disampaikan, begitu pula dengan genre horror & thriller. Horror &
thriller menceritakan kisah yang sadis, pembunhan, dan yang paling diingat oleh
masyarakat Indonesia adalah “setan-setanan”.
30 Maret, merupakan hari dimana kita memperingati hari Film
Nasional. Sebuah Universitas yang kerap didengar dengan “kampus prestasi”, Universitas Bunda Mulia mengadakan seminar nasional yang mengupas tuntas
tentang film Indonesia dengan bintang tamunya, Brandon Salim selaku aktor dan
Ginanti Rona selaku female director dengan tajuk acara “The Greates
Indonesian Showmovie” pada tanggal 26 April 2018 lalu.
Banyak sekali film-film Indonesia yang sudah mengalami perubahan
dan juga perkembangan yang luar biasa, sehingga patut untuk diberikan
apresiasi.
Untuk ukuran film Indonesia yang sudah berkembang dan dapat dijual
dipasaran itu sendiri karne sekarang sudah lebih baik, dari segi konten yang
diberikan maupun kualitas yang disajikan.
Beberapa film Indonesia yang menurut saya sukses mengambil hati
masyarakat dan membuat pandangan mereka lebih terbuka dan menerima karya anak
bangsa adalah Ngenest, Cek Toko Sebelah, Susah Sinyal yang merupakan karya dari
Ernest Prakasa mampu memberikan dan menyampaikan pesan lewat drama, komedi
dalam satu kisah yang disatukan dalam film. Selain itu, untuk genre horror ada
Mata Batin dan Pengabdi Setan yang sukses menghantui pikiran kita.
Pengabdi Setan berhasil meraih 4.206.103 penonton.Tidak lupa juga, film yang sangat popular yang tayang pada Januari 2018, Dilan 1990 sangat sukses mengambil hati masyarakat Indonesia yang bernuansa romantika cinta tahun 1990.
Kalau film-film lainnya butuh berminggu-minggu
untuk meraih jutaan penonton, “Dilan 1990” yang diangkat dari novel karya Pidi Baiq ini sukses meraih 4
juta penonton hanya
dalam waktu semingguan saja. Dan dalam sebulan,
angkanya sudah tembus 6 juta. Rekor yang mengejutkan, yang mungkin bisa
bertahan cukup lama.
Kesuksesan fim "Dilan 1990" mengantarkannya memenangkan
penghargaan bergengsi.
"Dilan 1990" menjadi Movie of the Year di ajang
penghargaan Indonesian Choice Awards 2018 5.0, Minggu (29/4/2018).